Sisa-Harimanusia----Hidup ini bisa indah dan bisa juga suram, hidup yang indah diwarnai dengan suasana yang menyenangkan, ceria dan penuh kebahagiaan, ada tawa dan canda dalam kebahagiaan itu. Tetapi akan terasa sepi hidup ini jika tidak pernah ada canda tawa dengan orang-orang yang ada disekitar kita. Bercanda yang kerap kali menjadi obat yang ampuh untuk menyegarkan suasana hati tatkala kita akan merasa jenuh dengan berbagai kesibukan dan tanggung jawab di dalam kehidupan.
Salah satu di antara adab itu merupakan niat yang benar sebaiknya seseorang bercanda dengan niat untuk menghilangkan rasa kebosanan dan lesu serta untuk menyegarkan jiwa dengan sesuatu yang dibolehkan sehingga ia akan memperoleh semangat baru dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat. "Bahwa sesungguhnya seluruh amal itu tergantung pada niatnya. Maka dari itu, sebaiknya setiap muslim menghadirkan niat yang benar dalam setiap ucapan dan perbuatannya," kata Sekh Abbdul Aziz.
Bercanda tidak boleh berlebihan atau melampaui batas. Sikap yang seperti ini hanya akan menjatuhkan martabat. Orang lain menjadi tidak peduli, tidak hormat, dan menggunjingkan kita. Berlebihan ketika sedang bercanda bisa membuat orang lain sakit hati karena tersinggung oleh kata-kata yang kita ucapkan.
Bercanda harus 'pilih-pilih orang, Artinya, ada orang-orang tertentu yang tergolong asik untuk diajak bercanda. Contohnya, orang yang selalu serius dalam menanggapi setiap ucapan atau perbuatan. Bercanda dengan orang seperti ini dapat berakibat buruk. Oleh Karena itu, tidak sepatutnya bercanda kecuali dengan orang yang dapat menerima canda kita.
Hal lainnya juga yang harus diperhatikan ketika bercanda yaitu tempat dan kondisi. Dalam hal ini, tidak sepatutnya bercanda pada tempat atau kondisi yang serius, contohnya pada majelis ilmu, majelsi penguasa, dan majelis hakim ketika memberikan kesaksian, pada saat talak, dan sebagainya.
Selanjutnya hindari kata-kata yang kotor dan tertawa yang berlebihan sampai terpingkal-pingkal. Banyak tertawa bisa mengeraskan hati dan mematikannya. Sedangkan, tertawa terpingkal-pingkal selain bisa mematikan hati dapat menghilangkan kewibawaan dan ketenangan. Lalu, bercanda dengan orang-orang yang membutuhkan, misalnya anak-anak. Nabi Muhammad SAW pun cukup sering bercanda dengan anak-anak.
Bercanda dibagi menjadi dua yaitu:
Tetapi ada perbedaan antara tertawa dengan senyum. Senyum termasuk ke dalam kategori tertawa yang ringan, tidak membuat orang yang melakukannya tidak dengan mengeluarkan suara yang keras dan kencang. Tertawa ringan ini sangat diperbolehkan oleh syariat. Ulama yang berpendapat bahwa senyum merupakan sebuah perkara yang sunnah.
Adapun dalam bercanda yang kedua, yaitu tertawa dengan terbahak-bahak. Tertawa merupakan hal yang sering kita lakukan yang bisa jadi kita tidak sadar jika kita sudah tertawa sehari lima kali. Tertawa membuang-buang waktu. Oleh karena itu, tertawa yang berlebihan dilarang dan diharamkan. Ingat, kita boleh tertawa. Tetapi tidak boleh berlebihan. Tertawa bisa mematikan hati, dan segala hal yang bisa mematikan hati termasuk dalam perkara yang terlarang.
Karena hati mati, kita jadi sulit untuk menerima nasehat yang berupa kebenaran. Pemilik hati yang mati itu akan jauh dari Allah SWT. Rasulullah SAW senantiasa menyampaikan bahwa jika bercanda itu harus secara proporsional. Namun beliau tidak pernah tertawa terbahak-bahak atau bercanda yang terlalu berlebihan.
Perkara yang di haramkan dalam bercanda
Seperti disampaikan di atas bahwa ada hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam bercanda. Dalam bukunya, Syeikh Abdul Aziz mengingatkan kepada kita agar menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT pada saat bercanda. Salah satunya, bercanda dengan menakut-nakuti, seperti menggunakan topeng yang menakutkan, berteriak dalam kegelapan, menyembunyikan barangnya, dan sebagainya. Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh," (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).
Diharamkan pula berdusta ketika bercanda. Bahwa sesungguhnya dusta itu tidak diperbolehkan, bagaimanapun keadaannya. Perhatikan Nabi SAW bersabda: "Bahwa sesungguhnya aku bercanda, tetapi aku tidak mengatakan kecuali yang benar."
Allah SWT mengharamkan untuk bercanda dengan cara melecehkan orang tertentu. Contohnya, melecehkan penduduk daerah tertentu, dan menyebutkan aib mereka dengan tujuan agar membuat orang lain tertawa.
Satu hal lagi, Allah SWT melarang kita untuk bercanda dengan mencela, menuduh, atau menyakiti sahabatnya dengan perbuatan yang keji. Misalnya, seseorang berkata kepada temannya, "Hal anak anjing!" dan lain sebagainya.
Sayangnya, selama ini banyak diantara kita yang belum memahami tata krama dalam bercanda. Misalnya paling jelas yaitu seperti pada program-program lucu atau lawak di televisi yang kerap kebablasan karena kurang memperhatikan adab dalam bercanda. Karena itu, mulai sekarang perhatikan tata krama yang digariskan oleh Islam dalam bercanda. Insya Allah, ke depannya akan menjadi yang lebih baik lagi.
Demikian tentang hukum dan adab bercanda dalam Islam, semoga artikel singkat ini bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah SWT selalu meridoi setiap amal perbuatan kita yang berusaha beradab sehari-hari...Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar