Setiap orang pastinya selalu berdoa dalam berbagai kesempatan. Berbagai ragam tujuan dan keinginan dalam setiap do'a yang dilakukan setiap orang kepada Allah SWT dengan harapan dapat dikabulkan dan diberikan berkah sesuai isi do'a yang dilakukannya. Tetapi ternyata tidak semua doa itu segera dikabulkan oleh Allah SWT, karena ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam berdoa yang baik dan benar. Oleh karena itu, alangkah baiknya sebelum kita berdoa, kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan doa, dan syarat apa saja agar doa itu dikabulkan oleh Allah SWT.
Menurut keterangan dari Al-Qur'an, bahwa sebelum Allah menciptakan Adam a.s, maka terlebih dahulu Allah menciptakan Iblis dan Malaikat. Yang mana ketiga jenis makhluq ini bertempat tinggal di surga. Kemudian kepada Iblis dan Malaikat Allah perintahkan untuk bersujud kepada Adam a.s kecuali Iblis yang tidak mau bersujud kepadanya, yakni sujud sebagai satu sikap penghormatan kepada makhluk manusia yang bernama Adam a.s. ini.
Karena Iblis tidak mau bersujud kepada Adam a.s. lalu Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Hai Iblis, mengapa kamu tidak mau bersujud bersama-sama Malaikat yang bersujud itu?"
Iblis menjawab : "Tidak patut aku bersujud kepada manusia (Adam) yang Engkau ciptakan dari tanah kering, tanah hitam yang busuk."
Mendengar jawaban Iblis itu, Allah berfirman :
"Keluarlah kamu dair sisi (surga), sesungguhnya Aku mengutukmu sampai hari kemudian". (lihat Surat Al-Hijr ayat 32-35).
Sejak itulah Iblis tidak boleh lagi tinggal di surga. dan bagi Adam a.s sendiri ia hidup senang di dalam surga dengan menikmati keindahan dan kelezatan yang ada di dalamnya. Tetapi meskipun demikian, Adam a.s merasa kesepian karena tidak mempunyai teman sebagai pendamping hidupnya. Dari itu Allah SWT menciptakan Hawa, dan keduanya hidup rukun di surga dengan menikmati segala yang telah disediakan Allah, tetapi mereka dilarang untuk mendekati sebuah pohon dan memakan buahnya, yaitu buah khuldi.
Rupanya larangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada Adam a.s dan Hawa ini telah diketahui oleh Iblis. Hal tersebut dijadikan satu kesempatan baik baginya untuk membalas sakit hatinya terhadap Adam a.s karena dia berpendapat, bahwa terusirnya dari surga itu adalah gara-gara Adam a.s. Oleh karena itu, dia berusaha memperdayakan Adam dan Hawa supaya keduanya suka makan buah khuldi. Kemudian datanglah Iblis dengan berubah bentuk sebagai makhluk suci dengan berpura-pura sedih.
Melihat itu Adam a.s bertanya : "Apa sebabnya kami kelihatan sedih, apa yang sedang kamu pikirkan?"
Iblis menjawab : "Betapa tidak bersedih, karena aku senantiasa memikirkan nasib kalian berdua, bahwa aku telah mendengar kalian berdua tidak lama lagi untuk bersenang-senang di dalam surga ini. Apalagi setelah Allah SWT, melarang kalian makan buah khuldi ini adalah satu tanda bahwa apa yang aku khawatirkan itu akan menjadi kenyataan. Dari itu, lekaslah makan buah pohon ini agar kalian berdua bisa langgeng hidup di surga ini dan tidak jadi terusir."
Mendengar bujuk rayu iblis, maka tertipulah Adam dan Hawa dan akhirnya keduanya makan buah khuldi yang menjadi larangan Allah itu. Kemudian setelah keduanya melanggar larangan-Nya terbukalah pakaiannya dan untuk menutup 'auratnya, dicarilah daun-daun sebagai penutup. Setelah itu, keduanya dipanggil oleh Allah untuk menghadap seraya Dia berfirman : "Bukankah Aku sudah melarang kalian berdua memakan buah pohon ini, dan aku katakan kepada kalian bahwa Syetan (Iblis) itu adalah musuh kalian yang nyata?"
Kemudian Adam dan Hawa memohon ampunan kepada Allah seraya berdo'a :
"RABBANAA DLALAMNAA ANFUSANAA WA IN LAM TAGFIR LANNA WA TAR HAMNAA LANAKUUNANINA MINAL KHAASIRIINA."
Menurut keterangan dari Al-Qur'an, bahwa sebelum Allah menciptakan Adam a.s, maka terlebih dahulu Allah menciptakan Iblis dan Malaikat. Yang mana ketiga jenis makhluq ini bertempat tinggal di surga. Kemudian kepada Iblis dan Malaikat Allah perintahkan untuk bersujud kepada Adam a.s kecuali Iblis yang tidak mau bersujud kepadanya, yakni sujud sebagai satu sikap penghormatan kepada makhluk manusia yang bernama Adam a.s. ini.
Karena Iblis tidak mau bersujud kepada Adam a.s. lalu Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "Hai Iblis, mengapa kamu tidak mau bersujud bersama-sama Malaikat yang bersujud itu?"
Iblis menjawab : "Tidak patut aku bersujud kepada manusia (Adam) yang Engkau ciptakan dari tanah kering, tanah hitam yang busuk."
Mendengar jawaban Iblis itu, Allah berfirman :
"Keluarlah kamu dair sisi (surga), sesungguhnya Aku mengutukmu sampai hari kemudian". (lihat Surat Al-Hijr ayat 32-35).
Sejak itulah Iblis tidak boleh lagi tinggal di surga. dan bagi Adam a.s sendiri ia hidup senang di dalam surga dengan menikmati keindahan dan kelezatan yang ada di dalamnya. Tetapi meskipun demikian, Adam a.s merasa kesepian karena tidak mempunyai teman sebagai pendamping hidupnya. Dari itu Allah SWT menciptakan Hawa, dan keduanya hidup rukun di surga dengan menikmati segala yang telah disediakan Allah, tetapi mereka dilarang untuk mendekati sebuah pohon dan memakan buahnya, yaitu buah khuldi.
Rupanya larangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada Adam a.s dan Hawa ini telah diketahui oleh Iblis. Hal tersebut dijadikan satu kesempatan baik baginya untuk membalas sakit hatinya terhadap Adam a.s karena dia berpendapat, bahwa terusirnya dari surga itu adalah gara-gara Adam a.s. Oleh karena itu, dia berusaha memperdayakan Adam dan Hawa supaya keduanya suka makan buah khuldi. Kemudian datanglah Iblis dengan berubah bentuk sebagai makhluk suci dengan berpura-pura sedih.
Melihat itu Adam a.s bertanya : "Apa sebabnya kami kelihatan sedih, apa yang sedang kamu pikirkan?"
Iblis menjawab : "Betapa tidak bersedih, karena aku senantiasa memikirkan nasib kalian berdua, bahwa aku telah mendengar kalian berdua tidak lama lagi untuk bersenang-senang di dalam surga ini. Apalagi setelah Allah SWT, melarang kalian makan buah khuldi ini adalah satu tanda bahwa apa yang aku khawatirkan itu akan menjadi kenyataan. Dari itu, lekaslah makan buah pohon ini agar kalian berdua bisa langgeng hidup di surga ini dan tidak jadi terusir."
Mendengar bujuk rayu iblis, maka tertipulah Adam dan Hawa dan akhirnya keduanya makan buah khuldi yang menjadi larangan Allah itu. Kemudian setelah keduanya melanggar larangan-Nya terbukalah pakaiannya dan untuk menutup 'auratnya, dicarilah daun-daun sebagai penutup. Setelah itu, keduanya dipanggil oleh Allah untuk menghadap seraya Dia berfirman : "Bukankah Aku sudah melarang kalian berdua memakan buah pohon ini, dan aku katakan kepada kalian bahwa Syetan (Iblis) itu adalah musuh kalian yang nyata?"
Kemudian Adam dan Hawa memohon ampunan kepada Allah seraya berdo'a :
"RABBANAA DLALAMNAA ANFUSANAA WA IN LAM TAGFIR LANNA WA TAR HAMNAA LANAKUUNANINA MINAL KHAASIRIINA."
Artinya :
"Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni diri kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk golongan orang-orang yang merugi." (Surat Al-A'raf ayat 23).
Nah, semenjak itulah asal mula timbulnya do'a yakni dikala manusia pertama. Adam dan Hawa berada di dalam surga. Setelah itu diikuti oleh anak cucu beliau ketika berada di bumi. Jadi, jelaslah bahwa asal mula do'a itu bersamaan dengan manusia yang bernama Adam a.s sewaktu berada di surga. Kemudian do'a itu diikuti oleh hampir seluruh bangsa manusia di muka bumi ini.
Adapun manusia yang tidak bertuhan kepada Allah SWT, mereka dihadapkan do'anya kepada yang lain, tetapi bagi kita yang beriman kepada Allah kita hadapkan do'a kita kepada-Nya semata-mata dengan tujuan untuk mengharapkan rodho dan kesejahtraan dari Allah SWT.
Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber !!
0 komentar:
Posting Komentar