Home » , , » CARA BACAAN DOA QUNUT WITIR YANG BENAR BESERTA LATIN DAN ARTINYA

CARA BACAAN DOA QUNUT WITIR YANG BENAR BESERTA LATIN DAN ARTINYA

Membaca Doa Qunut dalam sholat Witir dianjurkan pada pertengahan kedua bulan Ramadhan. Semua ulama sepakat disunnahkan membaca Qunut di separuh terakhir Ramadhan (dimulai malam tanggal 15 Ramadhan).

Doa Qunut sholat Subuh dan Akhir Ramadhan

Qunut termasuk amalan yang disunahkan dalam shalat. Qunut yang disunahkan ada tiga macam: qunut shubuh, qunut witir pada separuh akhir Ramadhan, dan qunut nazilah. Terkait qunut shubuh, Imam Al-Nawawi dalam Al-Adzkar mengatakan: 

اعلم أن القنوت في صلاة الصبح سنة للحديث الصحيح فيه عن  أنس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه 

وسلم لم يزل يقنت في الصبح حتى فارقا الدنيا. رواه الحاكم أبو عبد الله في كتاب الأربعين وقال حديث صحيح 

Artinya, “Qunut shalat shubuh disunahkan berdasarkan hadits shahih dari Anas bahwa Rasulullah SAW selalu qunut sampai beliau meninggal. Hadits riwayat Hakim Abu Abdullah dalam kitab Arba’in. 

Ia mengatakan, itu hadits shahih,” (Lihat Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkar, Beirut, Darul Fikri, 1994, halaman 59). 

Menurut Imam An-Nawawi, qunut shubuh sunnah muakkadah, meninggalkannya tidak membatalkan shalat, tetapi dianjurkan sujud sahwi, baik ditinggalkan sengaja atau tidak. 

Jika dalam sholat berjamaah, imam dianjurkan mengeraskan suara, sedangkan makmum mengamini doa yang dibaca imam. Imam dianjurkan mengubah lafal "ihdinii" (berilah aku petunjuk) menjadi "ihdina" (berilah kami petunjuk).

Tidak mengapa apabila ditambah dengan doa yang dianjurkan dan baik. Berdoa untuk umat Islam pada pertengahan kedua di bulan Ramadhan dianjurkan. Bahkan hal ini dilakukan para imam zaman Umar radhiyallahu 'anhu.

Terdapat di pengujung hadits Abdurrahman bin Abdun Al-Qari tadi: 

"Mereka melaknat orang-orang kafir pada pertengahan (Ramadhan), Ya Allah, perangilah orang-orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustakan utusan-utusan-Mu, dan tidak mengimani janji-Mu, cerai beraikan pendapat-pendapat mereka. Dan turunkan ketakutan di hati mereka, dan berikan balasan dan siksa-Mu kepada mereka, (Engkau adalah) Tuhan yang benar. Kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berdoa untuk (kebaikan) umat Islam semampunya. Kemudian memohon ampunan untuk orang-orang mukmin.

Setelah itu memohon ampunan dan permintaan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan (mereka membaca): "Ya Allah hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya KepadaMu kami salat dan bersujud, hanya kepadaMu kami bersegera dan, kami memohon rahmat-Mu wahai Tuhan kami. Dan kami takut akan siksa-Mu yang keras. Sesungguhnya siksa-Mu bagi orang-orang yang memusuhi-Mu pasti akan mengenai." Kemudian takbir dan turun dalam kondisi sujud."

Termasuk sunnah di pengujung Witir (sebelum atau sesudah salam) membaca:

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan rida-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan ampunan-Mu dari siksaan-Mu, dan saya berlindung dengan-Mu dan dariMu. Saya tidak bisa menghitung (untuk) memuji-Mu. Engkau sebagaimana yang telah Engkau puji pada diri-Mu."

Berikut doa Qunut yang diajarkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada cucu beliau Hasan bin Ali radhiallahu'anhuma, yaitu:

Doa qunut shubuh adalah sebagai berikut: 

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ 

Allahummahdini fî man hadait, wa ‘âfini fî man ‘âfait, wa tawallanî fî man tawallait, wa bâriklî fî mâ a‘thait, wa qinî syarra mâ qadhait, fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik, wa innahû lâ yazillu man wâlait, wa lâ ya‘izzu man ‘âdait, tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait, fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait, wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam. 


Artinya:

Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan sebagaimana orang yang telah Engkau lindungi, uruslah aku sebagaimana orang yang telah Engkau urus. Berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku, jauhkan aku dari kejelekan apa yang Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan qada’ (ketetapan), dan tidak ada orang yang memberikan hukuman kepada-Mu. Sesungguhnya orang yang Engkau cintai tidak akan hina dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia. Maha Suci Engkau, wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau. Oleh hal yang sudah Engkau hukum, aku memohon pengampunan dan taubat kepada-Mu. Dan semoga Engkau melimpahkan rahmat kepada Nabi Muhammad yang ummi, dan semua umat beliau dan para sahabatnya, Semoga Allah menambahkan keberkahan dan keselamatan.

Doa qunut yang disebutkan di atas dibaca pada saat shalat sendiri. Kalau shalat berjamaah, imam dianjurkan mengubah lafal “ihdinî (berilah aku petunjuk)” menjadi “ihdinâ (berilah kami petunjuk)”. Karena dalam pandangan Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in dimakruhkan berdoa untuk diri sendiri pada saat doa bersama. Ia menegaskan: 

وكره لإمام تخصيص نفسه بدعاء أي بدعاء القنوت للنهي عن تخصيص نفسه بدعاء، فيقول الإمام: اهدنا 

Artinya, “Dimakruhkan bagi imam berdoa khusus untuk dirinya sendiri pada saat doa qunut karena ada larangan tentang hal itu. Karenanya, hendaklah imam membaca ‘ihdina,’” (Lihat Zainuddin Al-Malibari, Fathul Muin, Jakarta, Darul Kutub Al-Islamiyyah, 2009 M, halaman 44). Pada saat membaca doa qunut, imam dianjurkan mengeraskan suaranya dan makmum mengamininya. Dianjurkan pula mengangkat kedua tangan sebagaimana doa pada umumnya. Lebih utama lagi, pada saat doa yang mengandung harapan dan permintaan, telapak tangan menghadap ke atas, sementara saat doa yang mengandung tolak bala atau dijauhkan dari musibah yang sedang terjadi, punggung telapak tangan menghadap ke atas. Wallahu a’lam.

* * *

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Artikel