Home » , » INILAH YANG HARUS DILAKUKAN SUAMI MENURUT RASULULLAH SAW. KETIKA ISTRI HAID

INILAH YANG HARUS DILAKUKAN SUAMI MENURUT RASULULLAH SAW. KETIKA ISTRI HAID

Bermesraan antara suami istri menurut Islam merupakan muamalah. Berikut inilah keterangan-keterangan dari Rasulullah saw. tentang muamalah suami istri saat sang istri haid.

Dalam Shahing Bukhari juz I kitab al-Haid, banyak diveritakan sikap dan perilaku Nabi terhadap istri-istrinya saat mereka haid. Pada uatu ketika bertuturlah Aisyah, istri Nabi yang paling muda dinikahi:

     "Aku menyisir rambut Rasulullah saw. saat aku haid,"

Ketika Rasulullah saw. beri'tikaf di masjid, Aisyah juga senantiasa menyisir rapi rambut Rasulullah dari dalam kamarnya sendiri. Memang kamarnya Aisyah bersebelahan dengan masjid dan amat dekat sekali. Rasulullah tinggal mengeluarkan kepalanya, dan Aisyah nongol dari jendela, terus menyisir rambur Rasulullah saw.

     "Rasulullah saw. pernah bersandar di pangkuanku, kata Aisyah di lain waktu, sementara aku sedang haid dan beliau sambil membaca Al-Qur'an."


Kita lihat bagaimana Rasulullah saw. bermesraan dengan istrinya, padahal ia sedang haid. Islam memang mengajarkan kelembutan dan kehalusan sikap dalam berumah tangga. JIka istri sedang haid, sang suami tidak boleh menelantarkannya, apalagi menyianyakannya.

Kita simak terus akhlak Rasulullah terhadap istri-istrinya saat mereka haid.

Ummu Salamah, istri Rasulullah yang lain, mengisahkan pula bagaimana kelembutan suaminya terhadap dirinya saat ia sedang haid. Katanya: "Ketika aku tiduran bersama Nabi dalam satu kain, tiba-tiba aku haid. Aku pun pergi diam-diam mengambil baju haidku. Ketika itu Rasulullah bertanya: Apa dinda haid? Ya, jawabku. Tak kusangka beliau memanggilku, lalu aku tiduran lagi bersamanya dalam satu selimut."

Menurut Maemunah, isteri Rasulullah yang lain lagi, apabila Rasulullah saw. hendak bermesraan dengan istrinya saat ia haid, maka beliau memerintahkan istrinya agar memakai sarung. Oleh Rasulullah saw. dimaksudkan agar darah haidnya tidak tembus keluar, lalu menempel ke pakaian Rasulullah saw.. Juga mungkin agar tidak bersentuhan langsung tubuhnya dengan tubuh Rasulullah saw., hingga gairah berhubungan suami istri tetap aman terkendali.


Itulah sebagian kecil nikmatnya kita beragama Islam. Aturan membumi dan syari'atnya manusiawi. Tapi ingat, sesudah Allah swt. Banyak memberikan karunianya-Nya, kita tidak boleh mengingkariny-Nya. Tidak pula kita meremehkan syari'atnya. Misalnya, tentu Anda sudah tahu bahwa berhubungan suami istri di siang hari Ramadhan adalah haram. Kaffaratnya juga berat. Siapa yang melakukannya ia berdosa.

Demikian pula berkenaan dengan larangan mengumpuli istri yang sedang haid. Suami dan istri sama-sama berdosa. Keduanya harus bertaubat dan mengeluarkan shadaqah. Meski tidak seberat berhubungan suami istri saat Ramadhan, namun dosa adalah dosa dan bisa membawa pelaku ke neraka Na'udzubillah.

Demikianlah tentang hubungan kemesraan suami istri dan apa yang harus dilakukan oleh seorang suami ketika istrinya sedang haid. semoga bermanfaat. terimakasih.

* * *

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Artikel