Home » » INILAH ALASAN SYETAN MENGANJURKAN MANUSIA MEMISAHKAN DUNIA DENGAN AKHIRAT

INILAH ALASAN SYETAN MENGANJURKAN MANUSIA MEMISAHKAN DUNIA DENGAN AKHIRAT

Sisa-harimanusia--mengenai dunia dengan akhirat, juga syetan menggunakan kesempatan untuk menipu manusia. Dalam Islam dan agama Allah menyuruh supaya manusia mengutamakan keperluan dunianya, sebagaimana juga disuruh mengutamakan kepentingan akhiratnya.

Seperti kita pahami bersama, dunia tanpa akhirat membuat sesat. Dan akhirat tanpa dunia membuat kita melarat yang tentunya kemiskinan yang terjadi akan menjadi penyebab kekufuran.

Maka syetan memperdayakan manusia dengan menyuruh mementingkan yang satu dengan menyia-nyiakan yang lainnya. Oleh karena itu, ada orang yang hanya mengurus dunia saja. Siang-malam, segala usahanya hanya ditumpahkan untuk urusan dunia. Tidak ada sedikitpun perhatiannya kepada urusan akhirat, tempat kembalinya yang kekal.

Sebaliknya ada yang hanya mengurus urusan akhirat saja. Tidak ada sedikit juga perhatiannya kepada urusan dunia, sehingga ia hidup melarat dan sengsara, mengharapkan belas kasihan orang terkadang ia meminta-minta dan mengemis.

Kedua-dua cara itu sangat menguntungkan syetan, karena dengan itu manusia telah menyimpang dari Allah, dan itulah yang paling utama dituju oleh syetan. Sabda Nabi Muhammad s.a.w :

"...Bukanlah orang yang paling baik daripadamu itu yang meninggalkan dunianya karena akhiratnya, dan tidak pula yang meninggalkan akhiratnya karena dunianya, sebab dunia itu penyampaian kepada akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban atas manusia. (Riwayat Ibnu 'Asakir')

Dan Allah s.w.t telah berfirman :


...Dan tuntutlah negeri akhirat dan kurnia yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah engkau melupakan bagianmu dari dunia ini".(Q.S Al-Qashash 77)


Syetan menggoda dan menyuruh manusia 'riya';

Dalam menggangu amal kebajikan dan ibadat manusia, demikian juga syetan mempunyai caranya.

Mula-mula dibisikan supaya manusia tidak mengerjakannya, yakni disuruh tinggalkan amal kebajikan dan ibadat itu. Pendeknya dihalangi dengan bermacam-macam jalan dan berupa-rupa alasan yang memberatkan, seperti dikatakannya, bahwa ibadat itu capek, letih, membuang waktu, kurang tidur, tidak ada untungnya dan lain-lain sebagainya.

Kalau manusia telah dapat melawan semua gangguan dan bisikan syetan itu, maka syetan tidak berputus-asa, ia putar haluan lain, sebaliknya dari bisikan semula, yaitu ia mendorong keras dan menganjurkan, supaya manusia rajin beribadat dan beramal saleh, memperbanyak sedekahdan menderma dan sebagainya. Lalu dibisikanny, bahwa amal-ibadahnya paling baik dan paling sempurna, maka timbulah di dalam hati manusia itu perasaan 'ujub'merasa bangga akan amalnya, dan timbul riya'nya kepada manusia. Dengan demikian, ia sudah tidak ikhlas lagi beribadat dan beramal saleh karena Allah, tetapi sudah berubah menjadi kerana riya, ingin dilihat dan dipuja orang.

Kedua-duanya jalan itu, yakni tidak beribadat dan tidak beramal saleh, atau mengerjakannya karena riya, adalah menguntungkan syetan saja. Ynag pertama manusia menjadi malasdan enggan beribadat, atau melakukan amal kebajikan. Yang kedua, amal-ibadat manusia jadi tidak diterima, karena amal-ibada yang diterima, hanyalah yang dikerjakannya karena Allah, sebagaimana diterangkan oleh Nabi Muhammad s.a.w dalam sabdanya :

"...Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menerima satupun amal, melainkan yang dikerjakan dengan ikhlas karena-Nya, dan menuntut keridhaan-Nya"  (Riwayat Nasa-1).

Orang yang djiwanya disucikan Allah, berbuat amal kebajikan dan beribadat semata-mata karena Allah, tidak karena riya atau mengharapkan pujian dari manusia, tidak karena keuntungan benda yang diharapkan. Maka orang yang ikhlas inilah yang dikatakan di dalam Al-Qur'an sebagai "Mukhalashin", yakni orang yang diikhlaskan atau disucikan, sedangkan syetan sendiri telah mengakui, bahwa selama manusia ikhlas karena Allah, tidak dapat diganggu, dan syetan tidak berdaya menipunya dan memperdayakannya.

Maka di dalam segala kerja, terutama dalam beribadat kepada Allah, janganlah ada niat di hati karena riya', supaya dilihat dan dipuji orang.

Teranglah kepada kita, bahwa syetan pekerja keras, jangan sampai manusia ada di dalam hidayah Allah atau petunjuk-Nya. 

Diusahakannya dengan segala macam tipuan, bujukan dan gangguan, supaya manusia menyimpang dari petunjuk Allah itu. Karena menyimpang dari hidayah Allah itu adalah sesat. Dan kalau telah sesat, maka akhirnya bersama-sama syetan akan masuk neraka.

Oleh karena itu, syetan senantiasa berusaha, supaya dapat mendorong manusia kepada dua sudut : Menguraikan atau menyia-nyiakan tuntutan Agama, atau berlebih-lebihan supaya melampaui batas Agama, sehingga bukan Agama lagi yang dikerjakannya.

Cara yang demikian ini, yakni mengajak manusia berlaku ifrath dan tafrith, tetapi dikerjakan oleh syetan dalam menggoda manusia, supaya manusia tidak ada dalam petunjuk Allah.

Maka berusahalah dan memohonlah kepada Allah, supaya kita tetap menta'ati petunjuknya-Nya, agar kita selamat dan godaan syetan.

0 komentar:

Posting Komentar

Cari Artikel