INILAH ALASAN MENGAPA ADAM DIHORMATI OLEH SELURUH MALAIKAT

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sebelum Allah menciptakan Adam as, sebagai manusia bapak pertama yang menelurkan manusia sejagad raya ini dengan berbagai bangsa, ras dan warna kulit yang berwarna-warni, terlebih dahulu Allah menciptakan langit dan bumi serta seisinya, menciptakan malaikat yang bahannya dari nur (cahaya), juga menciptakan iblis atau jin yang bahannya dibuat dari api.

Dalam menciptakan makhluk-makluk seperti di atas cukuplah bagi Allah dengan mengucapkan kata KUN - jadilah ; maka jadilah apa yang dia kehendaki.

Dalam hal ini Allah Ta'ala berfirman dalam Surah Yasin ayat 82 :

Artinya : "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah (cukup) berkata kepadanya: "Jadilah" maka terjadilah ia".

Dan Allah menciptakan Adam as. sebagai manusia bapak pertama di dunia adalah dibuat dari bahan asli tanah liat yang diawali dengan kata-kata KUN - jadilah, FAYAKUN = maka jadilah.

Tentang penciptaan Adam as, yang bahannya dari tanah liat itu dapat kita lihat dalam surah Al-Hijr ayat 26; surah Shad ayat 71.

Sesudah Allah menciptakan Adam as. Lalu Allah memerintahkan kepada seluruh makhluk Allah yang mendahului Adam as. khususnya perintah itu ditujukan kepada seluruh malaikat untuk menghormati Adam tersebut. Maka sujudlah (memberikan penghormatan) seluruh malaikat itu kecuali iblis, ia menolak perintah Allah tersebut.  Mengapa iblis tidak mau tunduk sujud atau memberi penghormatan kepada Nabi Adam as? Karena menurutnya ia diciptakan dari api yang lebih mulia dari Adam yang terbuat dari tanah liat apa lagi busuk baunya, mengapa ia harus sujud kepada Nabi Adam as, Sifat keakuan dan egoisme inilah yang menjadikan penghalang ia tidak mau mengindahkan perintah Allah, dan akhirnya mengakibatkan bagianya sebagai hamba yang terkutuk dan dikeluarkan dari surga Allah swt.

Mengapa adam dihormati oleh seluruh Malaikat ?

Ada beberapa alasan keistimewaan yang ada pada diri Adam sehingga Adam dihormati oleh para Malaikat, diantaranya adalah :
  1. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah, dan Adamlah yang menurunkan (turunan) manusia yang ada di dunia, ada yang menjadi Nabi dan Rasul, ada yang menjadi Raja, Presiden dan bahkan ada yang menjadi orang jahat yang mengganggu ketentraman dan merusak isi alam ang diciptakan oleh manusia.
  2. Adam diciptakan oleh Allah dengan "Tangan-Nya" sendiri sedangkan makhluk-makhluk yang lain diciptakan dengan perkataan-Nya "Jadilah", maka terciptalah makhluk yang dikehendaki oleh Allah, seperti iblis, dengan kejadian tersebut maka sudah sepantasnya Allah memerintahkan makhluk-Nya supaya menghormati Adam.
  3. Selain Adam yang diciptakan Allah dengan tangan-Nya. Adam adalah seorang Nabi, seorang yang mendapat wahyu dari Allah SWT.
Dan Allah menciptakan Adam (manusia) untuk menjadi khalifatullah, menjadi manusia yang akan mengelola alam dan seluruh isinya, agar dapat menjadi pengelola yang baik, maka Allah mengajarkan kepada Nabi Adam bermacam-macam ilmu pengetahuan dan memberikan akal pikiran dan budi pekerti, serta keinginan yang kuat "nabsu" untuk terus berkembang dan termotiviasi dalam kehidupan ini.

Demikianlah tentang alasan mengapa Nabi Adam "manusia" dihormati oleh seluruh Malaikat. Semoga bermanfaat, terimakasih.


KISAH NABI IBRAHIM

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sisah-Harimanusia----Nabi Ibrahim adalah putra Aazar (Tarih) bin Tahur bin Saruj bin Rau’ bin Falij bin Aabir bin Shalih bin Afrakhsyad bin Saam bin Nuh (baca Kisah Nabi Nuh AS). Nabi Ibrahim dilahirkan disebuah tempat bernama Faddam A’ram yang termasuk wilayah kerajaan Babilon. Kerajaan Babilon pada waktu itu diperintah oleh seorang raja yang bengis dan mempunyai kekuasaan absolute yaitu Namrud. Ia seorang raja yang tidak mau lengser dan ingin berkuasa terus-menerus bahkan ingin hidup terus-menerus. Karena itu ia tak segan-segan untuk membodohi rakyatnya agar menyembah berhala. Bahkan ia juga memproklamirkan dirinya sebagai salah satu Tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Sehingga segala perintahnya tak ada yang berani membangkang.

Sebelum Nabi Ibrahim lahir, raja Namrud pernah bermimpi melihat seorang anak lelaki melompat masuk ke dalam kamarnya lalu merampas mahkota dan menghancurkannya. Esok harinya ia memanggil tukang ramal dan tukang tenung untuk menafsirkan mimpinya itu. Menurut tukang ramal, anak laki-laki dalam mimpi sang raja itu kelak akan meruntuhkan kekuasaan sang raja. Tentu saja raja namrud murka. Ia memerintahkan kepada para prajuritnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru saja lahir. Ketika Ibrahim lahir, kedua orang tuanya bersembunyi di dalam gua. Sejak bayi hingga menginjak remaja ia dibesarkan di dalam gua. Ia tidak pernah melihat dunia luar.

Ibrahim Mempergunakan Akalnya untuk berpikir

Rasa ingin tahu merasuki jiwa Ibrahim, selama ini ia hanya melihat bongkahan batu dan tanah di dalam gua. Ketika ibunya sedang pergi ke kota mencari makanan, ia pun mencoba keluar gua. Begitu menapakkan kakinya di luar gua, Ibrahim tercengang. Ia benar-benar takjub melihat alam yang sangat luas, gunung-gunung menjulang tinggi, langit biru terbentang luas, ombak laut berkejar-kejaran. Di siang hari ia melihat cerahnya mentari, di malam hari ia melihat sinar bulan yang menerangi malam.

Sejak kecil Nabi Ibrahim sudah mendapat petunjuk dari Tuhan, ia merasa heran melihat orang-orang yang menyembah patung padahal patung-patung itu tak bisa bicara, tak bisa melihat, tak bisa mendengar dan tak bisa memberikan pertolongan. Mengapa mereka menyembah benda mati ?” demikian pertanyaan yang timbul di benak Ibrahim. Jika ia bertemu dengan unta, kambing dan domba-domba selalu bergolak pertanyaan dalam hatinya, siapakah yang menciptakan semua itu ?

Ibrahim ingin mencari siapakah yang berkuasa atas semua ini, siapakah seharusnya yang pantas dijadikan Tuhan dan wajib disembah ? Ketika malam tiba, ia melihat bulan dan bintang-bintang, namun bulan itu akhirnya tenggelam tak tampak lagi. Pada siang hari ia melihat matahari, namun disenja hari matahari itu juga tenggelam tak Nampak lagi. Ibrahim berkata dalam hatinya : “Aku tidak suka bertuhan yang tenggelam itu.” Akhirnya Ibrahim dapat menemukan kesimpulan, akal pikirannya yang masih suci bersih itu memutuskan bahwa Tuhan adalah Yang menciptakan semua alam ini. Berkata dalam hatinya : “Tuhanku adalah yang menciptakan langit dan bumi, Tuhanku yang menciptakan manusia, tetumbuhan, hewan dan apa-apa saja yang terdapat di muka bumi ini.

Ibrahim bergaul dengan kaumnya
Sesudah dewasa dan berita tentang pembunuhan bayi-bayi sudah sirna. Ibrahim diijinkan kedua orang tuanya keluar dari gua untuk hidup ditengah-tengah masyarakat. Kesedihan menggoroti hatinya, ternyata masyarakat disekitarnya sudah bobrok mental dan akhlaknya. Akal pikiran mereka benar-benar sudah tumpul sehingga patung dan batu-batu bergambar mereka jadikan Tuhan yang disembah-sembah. Ayah Ibrahim sendiri adalah tukang pembuat patung yang dijual ke masyarakat banyak, dan ayahnya juga menyembah patung yang dibuatnya sendiri.

Ibrahim kemudian mengadu kepada Tuhan : “Ya Tuhan, aku sedang menderita, derita batin. Aku melihat kemungkaran dan kesesatan, untuk apakah gerangan akal pikiran yang dikaruniakan Tuhan kepada mereka ? Apakah akal pikiran itu hanya digunakan untuk mencari kekayaan dan berbuat kerusakan belaka. Oh Tuhanku, tunjukilah aku kalau Tuhan tidak menunjuki aku, sesungguhnya aku akan menjadi orang yang tersesat dan berbuat aniaya.

Lalu Allah memberikan petunjuk kepadanya, ia diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Ia diberi Wahyu sehingga keyakinan tentang adanya Tuhan bukan sekedar kesimpulan akal pikirannya belaka melainkan berasal dari ketetapan Tuhan. Allah mengajarkan segala rahasia yang ada di balik alam nyata ini, bahwa di balik alam nyata ini ada juga alam ghaib. Setiap manusia yang mati kelak akan dibangkitkan lagi di alam akhirat.

Ibrahim Meyakinkan Dirinya
Nabi Ibrahim sebenarnya sudah percaya akan adanya hari pembalasan di akhirat. Pada suatu hari ia ingin memperoleh petunjuk yang lebih nyata dan meyakinkan hatinya. Maka berdoalah ia kepada Tuhan : “Ya, Tuhanku perlihatkanlah kepadaku, bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah menjawab permintaan Ibrahim itu dengan sebuah pertanyaan : “Apakah kamu belum percaya Ibrahim ?” Nabi Ibrahim menjawab : “Saya telah percaya tetapi supaya bertambah yakin hati saya.”

Tuhan kemudian memerintahkan Ibrahim mengambil empat ekor burung. Keempatnya dipotong-potong dan tubuhnya dicerai beraikan atau dipisah-pisahkan. Potong-potongan kecil dari keempat burung itu dilumatkan kemudian dijadikan empat onggok masing-masing onggokan diletakan di puncak empat bukit yang letaknya berjauhan. Ibrahim kemudian diperintahkan mengambil burung-burung yang sudah hancur tadi. Tiba-tiba saja burung itu hidup lagi seperti sedia kala dan menghampiri Nabi Ibrahim.

Kini bertambah yakinlah Ibrahim akan kekuasaan Allah yang menghidupkan sesuatu yang sudah mati. Allah kemudian berfirman kepada Ibrahim : “Demikian pula Aku akan membangkitkan manusia yang sudah mati untuk dihidupkan di alam akhirat, dan akan dihisap amal perbuatannya sewaktu di dunia. Dan semua manusia akan menerima balasannya sendiri-sendiri”.

Ajakan kepada Ayahnya Meninggalkan Berhala
Sebelum Nabi Ibrahim mengajak kaumnya untuk meninggalkan penyembahan terhadap berhala, pertama kali yang diajaknya menyembah Allah adalah ayahnya sendiri. Ayah Ibrahim yang bernama Aazar adalah pembuat patung berhala, ia memperingatkan ayahnya dengan bahasa yang lemah lembut penuh kesopanan : “Wahai ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun ? Wahai ayahku, sesungguhnya aku mempunyai ilmu yang diberikan Allah dan tidak mungkin diberikan kepadamu. Maka ikutilah nasihat-nasihatku, nsicaya akan menunjukan kepadamu jalan yang lurus. Wahai ayahku, janganlah engkau menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai ayahku, sesungguhnya aku kuatir engkau akan ditimpa adzab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka engkau akan menjadi kawan dari setan.”

Tapi ayahnya tidak mau mengikuti ajakan Ibrahim. Berkata ayahnya, “Bencikah kamu terhadap Tuhanku, Ibrahim ? Jika kamu tidak berhenti mengajakku niscaya aku akan merajammu. Tinggalkanlah aku buat waktu yang lama. Karena ayahnya tidak mau mengikuti ajakannya ia hanya berkata : “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu pada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik padaku. Dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah. Dan aku akan berdoa kepada Tuhanku. Mudah-mudahan aku tidak kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku.”

Doa atau permohonan Nabi Ibrahim untuk ayahnya tak lain adalah karena kasih sayangnya selaku anak kepada ayahnya. Namun setelah Allah menerangkan bahwa ayah Ibrahim adalah musuh Allah maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Tak ada beban moral lagi selaku anak kepada ayahnya seperti tersebut dalam Al-Qur’an : “Dan permintaan ampun dari Ibrahim untuk ayahnya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkan kepada ayahnya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa ayahnya adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang lembut hatinya lagi penyantun.”

Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala
Nabi Ibrahim adalah seorang cerdas dan ahli logika serta strategi yang ulung, ia ingin berdialog dengan Raja Namrud di hadapan orang banyak dengan cara ia hancurkan lebih dulu berhala-berhala yang menjadi sesembahan Raja Namrud dan rakyatnya. Hal itu ia lakukan ketika sang raja dan semua rakyat sedang berpesta hari raya dengan berburu di tengah hutan. Disaat rumah penyembahan berhala kosong maka Ibrahim masuk membawa kapak. Berhala-berhala kecil dan sedang dihancurkannya, lalu kapak yang dibawanya itu diletakkan di leher berhala yang paling besar.

Raja Namrud dan pengikutnya kembali dari perburuan dengan wajah gembira. Mereka akan mengadakan pesta pora sambil menyembah berhala diruang pemujaan. Namun betapa terkejut mereka saat melihat berhala-berhala itu telah cerai berai. “Kurang ajar siapa yang berani menghancurkan berhala kita ? “Raja Namrud meluapkan amarahnya. Tidak seorang pun menjawab, namun ada seorang saksi yang melihat bahwa hanya Ibrahim saja yang tidak ikut berburu ke hutan dengan alas an perutnya sakit. “Tangkap dia dan bawa ke hadapanku !” Perintah Raja Namrud. Ibrahim kemudian ditangkap, dalihnya karena hanya ia seorang yang tidak ikut keluar kota untuk berburu hewan. Pastilah ia yang melakukan penghancuran ini.

Ia dibawa ke hadapan Raja Namrud, disaksikan rakyat banyak ia diinterogasi. Ibrahim tersenyum, memang inilah yang diharapkannya. Bertanya Raja namrud : “Apakah kamu yang menghancurkan berhala-berhala itu ?” Bukan ! “jawab Ibrahim. “Ibrahim ! Sergah Raja Namrud. “Cukup banyak bukti yang menunjukkan kaulah pelakunya. Tak usah mungkir !” Bukan aku pelakunya ! Jawab Ibrahim untuk memancing emosi Raja Namrud. Ia ingin mengajak dialog raja itu.

Baiklah Raja Namrud, “kata Ibrahim, “saya punya pikiran, kamu juga punya pikiran. Kalau mau mencari tahu siapa pelaku penghancuran berhala-berhala itu maka tanyakanlah kepada berhala yang paling besar itu. Bukankah kapak itu menggantung di lehernya, berarti berhala paling besar itu pelakunya.raja Namrud berang mendengar ucapan itu : “Hai Ibrahim kau sungguh bodoh ? dimana otakmu ? masak patung seperti itu akan saya ajak bicara mana mungkin dia bias bicara ? Kau jangan mengada ngada !

“Hai Raja namrud ! Kata Ibrahim dengan lantangnya, siapa sebenarnya yang bodoh. Mengapa patung yang tak dapat bicara dan bergerak kau jadikan Tuhan yang harus disembah. Mengapa patung dan berhala yang tak dapat melindungi dirinya itu kalian puja-puja, bukanlah ini kebodohan yang teramat sangat ?” Raja Namrud dan pengikutnya terdiam mendengar jawaban Ibrahim itu. Sebagian masyarakat akalnya sehat membenarkan ucapan Nabi Ibrahim itu, namun mana berani mereka angkat bicara. Sementara Raja Namrud dan pengikutnya tak dapat membantah. Hanya amarah yang timbul di hatinya, dan langsung Raja Namrud memerintahkan Ibrahim untuk ditangkap dan diikat.

Apa hukuman yang pantas dijatuhkan untuknya ? Taya Raja Namrud kepada para penasihatnya. Bakar ! bakar saja dia sampai mati ! jawab para penasihat kerajaan. Kayu-kayu segera dikumpulkan, Ibrahim diletakkan di atasnya dalam keadaan terikat kemudian dibakarlah ia hingga kayu yang bertumpuk-tumpuk itu habis. Raja Namrud dan rakyatnya mengira Ibrahim akan hangus menjadi abu. Namun setelah api itu padam Ibrahim masih segar bugar. Itulah mujizat Nabi Ibrahim. Tak mempan terbakar.

Dialog Ibrahim dengan Raja namrud
Sesudah Ibrahim dibakar tidak mati, sebenarnya banyak rakyat yang mau mengikuti ajarannya. Tapi karena takut pada ancaman Raja Namrud, maka mereka masih banyak yang kafir. Nabi Ibrahim pun meneruskan dakwahnya untuk mengajak manusia hanya menyembah Allah. Hal ini membuat murka Raja namrud. Suatu hari Nabi Ibrahim dipanggil menghadap ke istana Raja Namrud. Engkau telah menyebarkan fitnah yang jahat sekali, “Kata Raja Namrud, “Adakah Tuhan selain aku ? Akulah Tuhan yang harus kamu sembah. Aku dapat megatur dan merusak segala-galanya. Siapakah yang lebih tinggi kekuasaannya dari pada aku ? Hukum yang kutetapkan mesti berlaku, keputusanku pasti berjalan. Semua orang tunduk kepadaku, mengapa kau menantangku ?”

Dengan tenang Ibrahim menjawab : Tuhanku adalah Allah. Dialah yang kusembah, dia telah menciptakan kamu dan aku yang asalnya tidak ada. Ia sanggup mematikan dan menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Ia adalah pencipta langit dan bumi. Raja Namrud menyanggah jawaban Ibrahim itu dengan pendapatnya yang konyol “ “Aku juga bias menghidupkan dan mematikan. Benarkah ? Tanya Nabi Ibrahim. Raja namrud kemudian memerintahkan pengawal untuk megeluarkan dua orang narapidana. Kemudian Namrud mengambil pedang, salah seorang dari narapidana itu dipenggal lehernya sampai mati, seorang lagi diampuni, dibiarkan hidup. Lalu Namrud berkata : “Begitulah caranya aku menghidupkan dan mematikan.”

“Itu bukan mematikan, melainkan membunuh dengan cara biadab dan kejam. “Kata Ibrahim, Tuhanku bias menjalankan matahari dari timur ke barat, jika kau memang berkuasa namrud, cobalah kau jalankan matahari itu dari barat ke timur !” Namrud terbungkam tak bias bicara. Tantangan Nabi Ibrahim benar-benar telah dijatuhkan oleh kecerdasan akal Ibrahim. Namrud terbungkam tak bisa bicara. Tantangan Nabi Ibrahim benar-benar membuatnya keok, tak bisa membantah lagi, ia benar-benar telah dijatuhkan oleh kecerdasan akal Nabi Ibrahim. Sejak saat itu Namrud menganggap Ibrahim sebagai musuh besarnya.

Ibrahim Hijrah ke Mesir
Karena Negeri babilon tidak aman lagi bagi Ibrahim dan istrinya maka ia memutuskan untuk pindah ke Syam (Palestina). Bersama Nabi Luth yang kemudian juga menjadi Nabi dan beberapa pengikutnya ia meninggalkan Babilon (baca Kisah Nabi Luth AS). Namun tidak berapa lama di Negeri Palestina diserang bahaya kelaparan dan penyakit menular. Ibrahim dan pengikutnya kemudian pindah ke Mesir. Mesir pada waktu itu diperintah oleh Raja kejam dan suka berbuat seenaknya. Raja Mesir suka merampas wanita-wanita cantik walapun wanita itu bersuami.

Ketika Raja Mesir mendengar bahwa Sarah adalah perempuan yang cantik maka Ibrahim dan Sarah dipanggil menghadap. Ibrahim berdebar, Raja Mesir memang mempunyai kebiasaan aneh, yaitu merampas istri orang yang berwajah cantik sekedar untuk menunjukkan betapa besar kekuasaannya, tak seorang pun berani menghalangi perbuatannya. Setelah menghadap Raja Mesir ia ditanya : “Siapakah perempuan itu ? “Saudaraku, “jawab Ibrahim, sengaja ia berbohong, sebab jika ia berkata terus terang tentu ia akan dibunuh Raja Mesir dan istrinya akan dirampas. Perbuatan Ibrahim ini menjadi kaidah, boleh berbohong dalam keadaan terdesak dan terancam bahaya.

Nabi Ibrahim dan istrinya boleh tinggal di istana, pada suatu hari Sarah dapat menyembuhkan sakit Raja Mesir yaitu sepasang tangan Raja itu mengatup rapat tak dapat digerakkan, atas jasanya itu Sarah kemudian diberi hadiah seorang budak perempuan bernama Hajar. Dan dengan ikhlas hajar kemudian diberikan kepada Ibrahim untuk dijadikan Istri. Di Mesir, Ibrahim dapat hidup tentram dan makmur. Hartanya melimpah ruah. Tapi justru ini menjadikan iri hati bagi penduduk asli Mesir. Maka Ibrahim kemudian memutuskan kembali ke Palestina. Sejak saat itu Palestina dijadikan tempat tinggalnya. Di jadikan tanah airnya dan dijadikan tempat untuk menyembah Allah. Di Negeri Palestina itu Hajar melahirkan seorang anak lelaki yang bernama Ismail. Tak lama kemudian Sarah juga melahirkan anak laki-laki dan dinamakan Ishak.

*   *   *

INILAH ALASAN MENGAPA DILARANG MAKAN MINUM BERDIRI !!

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Tata cara makan dan minum dalam Islam juga diatur, selain melihat sisi barokahnya juga dilihat dari segi kesehatan dan manfaat bagi tubuh manusia. Makan dan minum juga memerlukan aturan dan kesopanan. Islam telah mengatur tata cara makan dan minum sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Makan dan minum yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW adalah aturan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.  Dalam tuntunan Islam khususnya yang tertera dalam hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam sering kita diingatkan agar jangan minum dan makan sambil berdiri. Mengapa demikian??....

Diriwayatkan oleh Anas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam:

Bahwa Nabi melarang (dalam satu riwayat lain mencela) seseorang untuk minum sambil berdiri”.

Hadits ini ditakhrij oleh Imam Muslim (juz I hal. 110), Abu Dawud (no. 3717), At-Tirmidzi (3/117), Ad-Darimi (2/120-121), Ibnu Majah (2/338), Ath-Thahawi dalam Syarh Al-Ma’ani (2/357) dan Al-Musykil (3/18), (2/332), Ahmad (3/118, 131, 147,199, 214, 250, 277, 291), dan Abu Ya’la (156/2, 158/2, 159/2) serta Adh-Dhiya’ dalam Al-Mukhtarah (205/2) dari jalur Qatadah berasal dari Anas secara marfu’.

Dua orang terakhir ini menambahkan kalimat: “dan makan sambil berdiri.” Dalam sanadkeduanyaadaMakhtar Al-Waraq, diadha’ifdansungguhdiperselisihkan. Kemudian dalam riwayat Muslim dan lainnya terdapat lafazh: “Qatadah berkata, “Kemudian kami berkata: “Kalau makan?” Beliau bersabda: “Itu lebih buruk dan lebih keji”.

Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lambat. Tapi bila minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus dengan keras. Konon katanya, jika ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan membesar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan disfungsi pencernaan.

Memang diriwayatkan, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah sekali minum sambil berdiri, maka itu disebabkan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk duduk, seperti penuh sesaknya manusia pada tempat-tempat suci, bukan merupakan kebiasaan.

Jadi kita ini disunahkan untuk makan dan minum dengan kondisi duduk tidak berdiri. berdasarkan kesehatan katanya pada saat manusia dengan kondisi berdiri, posisi demikian dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras karena berusaha mempertahankan semua otot pada tubuhnya agar berdiri stabil dan dengan sempurna.

Ini merupakan kerja yang melibatkan semua susunan saraf dan otot secara bersamaan sehingga dibutuhkan ketenangan pada masa makan dan minum. Ketenangan ini didapat pada saat duduk, di mana saraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan sedia untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.

Jadi makanan dan minuman yang dimakan pada masa berdiri membuat refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus.

Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, menyebabkan tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang bisa mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak. Akibatnya bila makan dan minum berdiri secara terus-menerus sangat membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada perut.

Selain itu, air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur muskular (berotot) yang boleh membuka (sehingga air kencing boleh keluar) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal.

Jika kita minum sambil berdiri. Air yang kita minum otomatik masuk tanpa disaring lagi. Terus menuju kandungan air kencing. Ketika menuju kandungan air kencing itu terjadi pengendapan di saluran sepanjang perjalanan (ureter). Kerana banyak sisa-sisa yang melekat di ureter inilah awal mula munculnya bencana. Benar, penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang sungguh berbahaya. Akibatnya susah kencing, jelas ini berhubungan dengan saluran yang sedikit demi sedikit tersumbat tadi.

Mungkin hal ini bisa menjadi perdebatan oleh para ahli atau siapa pun. Namun, kebiasaan makan dan minum dengan kondisi duduk merupakan sunnah Nabi. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajar kita agar kita minum dengan cara yang baik. Itulah indahnya Islam jika penuh dengan adab. Aamiin!!

Sumber: http://syafabwi.blogspot.co.id/2015/05/bahaya-makan-dan-minum-sambil-berdiri.

Cari Artikel