ALASAN DAN PENTINGNYA PUNYA HAFALAN AL-QUR'AN

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Inilah alasan mengapa kita di haruskan membaca dan menghapal Al-Qur'an terutama dengan men-tikror yaitu:

1. Agar menjadi ahlinya Allah dan manusia pilihan-Nya (Ahlullah Wa Khash-shotuhu)

2.  Agar kita mempunyai wirid Al-Qur'an, sebab sebaik-baiknya dzikir adalah bacaan Al-Qur,an

3. Agar tidak kosong dan diisi oleh desakan nafsu dan bisikan setan

4. Agar mendapatkan syafaat Al-Qur'an dan mendapatkan kenaikan derajat di surga.

Adapun cara menghapal Al-Qur'an itu yang benar adalah bukan dengan menghapalkan Buta Al-Qur'an, tetapi dengan cara Men-Tikror.

Apakah itu Tikror?, Tikror adalah membaca secara berulang-ulang isi dari Al-Qur'an. Jadi Al-Qur'an bukan hanya di hapal, tetapi di baca berulang-ulang.

Masih Ingat Bagaimana orang-orang tua jaman dahulu bisa cepat dan hapal Surat-surat Al-Qur'an, terutama Surat Yaasin? Itu karena mereka rutin membacanya.

Ini sesuai dengan apa yang di Sampaikah Nabi:

Artinya :

"Ta'aahadu L-Qur'aana berarti bacalah Al-Qur'an berulang-ulang, karena ia lebih mudah terlepas dari dada manusia ketimbang terlepasnya onta dari ikatannya," (Dari Abdullah bin mas'ud dalam Musnad Ahmad bin Hambal).



KONTROVERSI MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN LANGGAM JAWA

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Wakil Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnaen mengungkapkan membaca Alquran dengan menggunakan langgam Jawa di Istana Negara, telah mempermalukan Indonesia di kancah internasional. Tengku merasa banyak kesalahan, baik dari segi tajwid, fashohah, dan lagunya.

Menurutnya, pembacaan ayat-ayat Alquran dengan menggunakan langgam Jawa adalah hal konyol. Dalam Alquran sudah dijelaskan kitab suci itu diturunkan dengan huruf dan bahasa Arab asli.

Jadi membacanya juga mesti sesuai pada saat Alquran diturunkan ke bumi. "Ibadah itu sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Dalam Alquran dijelaskan bahwa Alquran itu diturunkan dalam lisan Arab asli. Nabi juga mengatakan Alquran untuk dialek Quraisy, jadi membacanya harus dengan cara bagaimana Alquran itu diturunkan," papar Tengku seperti dikutip Republika, Ahad (17/5).

Selain itu, Tengku menambahkan, lagu untuk pembacaan Alquran sendiri sudah disepakati para Qurra yang ada di dunia. "Lagunya yang sudah disepakati para Qurra' tingkat dunia adalah lagu standar yang selama ini ada yakni husaini bayati, hijaz, shoba, nahqand, rast, sikkah, jaharkah atau Ajami," tuturnya.

Dia juga menilai akan lahir keanehan jika Alquran dibaca dengan menggunakan langgam tertentu seperti lagu Cina, Batak, seriosa, Indian, Jawa, Sunda, dan lainnya. "Hal itu tentu akan merusak keindahan Alquran sendiri. Bayangkan lah jika lagu Jawa dinyanyikan pakai cara seriosa, maka penciptanya akan protes dan keindahannya hilang," ucap Tengku.

Sebelumnya diberitakan dalam sebuah acara di Istana Negara yang dihadiri Presiden Jokowi, jajaran menteri dan perwakilan negara sahabat, dilantunkan pembacaan ayat suci Alquran dengan langgam Jawa.

http://www.islamedia.co/

DAFTAR SITUS WEB-BLOG YANG MENGHUJAT ISLAM DAN NABI MUHAMMAD

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Ada beberapa situs dan blog yang terang-terangan menghujat dan menghinakan Islam dan nabi Muhammad SAW, seperti situs-situs dan blog berikut ini:

Blog dan situs yang menghina, menghujat dan merendahkan Islam dan Nabi Muhammad SAW

http://swaranonmuslim.blogspot.com/2008/08/tragedy-mei-bikin-saya-murtad_4808.html

https://nabimuhamad.wordpress.com/


http://issuu.com/islamexpose/docs/alkitab_sudah_bicara_akan_hancurnya?e=0/11486538

INILAH HUKUM MEMAKAI JAM TANGAN DI TANGAN KANAN

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Pertanyaan:
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : " Kami melihat sebagian orang memakai jam tangan di tangan kanan, dan mereka berkata bahwa yang demikian itu sunnah, ada dalilnya ?"

Jawaban
Kami berpegang teguh dalam masalah ini dengan kaidah umum yang terdapat dalam hadits Aisyah di dalam Ash-Shahih, ia berkata.

“Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyukai menggunakan (mendahulukan) kanan dalam segala sesuatu, yaitu ketika bersisir, bersuci, dan dalam setiap urusan

Dan kami tambahkan dalam hal ini, hadits lain yang diriwayatkan dalam Ash-Shahih, bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya Yahudi tidak mencelup (menyemir) rambut-rambut mereka, karena itu berbedalah dengan mereka, dengan cara menyemir rambut kalian”.

Juga hadits yang lain yang di dalamnya terdapat perintah untuk berbeda dengan musyrikin.
Maka dari hadits-hadits tersebut dapat kami simpulkan bahwa disunnahkan bagi seorang muslim untuk bersemangat dalam membedakan diri dengan orang-orang kafir.
Dan sepatutnyalah untuk kita ingat bahwa membedakan diri dari orang kafir, mengandung arti bahwa kita dilarang mengikuti adat kebiasaan mereka. Maka tidak boleh bagi seorang muslim untuk menyerupai orang kafir, dan sudah selayaknya bagi kita untuk selalu tampil beda dengan orang-orang kafir.

Di antara adat kebiasaan orang kafir adalah memakai jam tangan di tangan kiri, padahal kita mendapatkan pintu yang teramat luas di dalam syari’at untuk menyelisihi adat ini. Walhasil mengenakan jam tangan di tangan kanan merupakan pelaksanaan kaidah umum, yaitu (mendahulukan) yang kanan [1], dan juga kaidah umum yang lain yaitu membedakan diri dengan orang-orang kafir.

[Disalin dari buku Majmu’ah Fatawa Al-Madina Al-Munawarah, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Albani, Penulis Muhammad Nashiruddin Al-Albani Hafidzzhullah, Penerjemah Adni Kurniawan, Penerbit Pustaka At-Tauhid]
_________
Foote Note
[1]. Yaitu di dalam hal-hal yang baik dan mulia, sebagai pemuliaan anggota tubuh bagian kanan

Coutrtesy of almanhaj.or.id
Sumber | republished by (YM) Yes Muslim ! 

Cari Artikel