BEGINILAH CARA AGAR SUKSES MENJADI JUARA MTQ DI CABANG TILAWAH

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

PAI----MTQ adalah kependekan dari Musabaqah Tilawatil Qur'an. Dalam ejaan Arab ini tertulis Musaabaqah Tilawah Al-Qur'an. Bila ditulis akan menjadi مُسَابَقَة تِلاَوَة الْقُرْآن. Maknanya adalah Perlombaan Pembacaan Al-Quraan. MTQ ini adalah agenda Nasional Negara Republik Indonesia yang memiliki landaasan Pancasila sebagai landasan Idiilnya. Memang banyak suara sumbang yang mempertanyakan asas manfaat dari dilaksanakannya MTQ ini. Namun begitu secara faktual jawabannya sudah ada. Yakni Manfaatnya sangat banyak.

Selain sebagai parameter dan evaluasi LPTQ atas upayanya mengembangkan pembinaan-pembinaan pada Ilmu-ilmu Al-Qur'an, MTQ dilaksanakan sebagai upaya sadar masyarakat untuk menjaga Kitab Sucinya. Jadi kalaupun pemerintah tidak mengorganisasikannya maka masyarakat sendiri akan mengkoordinasikan dan mengadakannya.

MTQ dahulu kala hanya memperlombakan satu cabang saja, yaitu cabang Tilawah Al-Qur'an. MTQ Nasional Pertama kali dilaksanakan di Makasar cabang tilawah ini telah melukiskan satu nama juara yaitu Ahmad Syahid dari Jawa Barat. Nah setelah beberapa tahun kemudian barulah ada tambahan cabang perlombaan. Dan ini merupakan sesuai dengan disiplin Ilmu-Ilmu Al-Qur'an sangatlah banyak. Para ulama ada yang mengatakan lebih dari 70 cabang disiplin ilmu Al-Qur'an.

MTQ Cabang Tilawah - Foto: .lptqbanten.org

Kali ini akan coba kita bahas tentang cara paling sukses atau berpeluang besar bagi keberhasilan peserta dalam menjuarai cabang Tilawah. Dalam Makalah ini penulis tidak memisahkan antara cabanga Anak-Anak, Remaja, dan Dewasa.

Sedikitnya ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam MTQ cabang Tilawah.
  1. Fashahah
  2. Tajwid
  3. dan Naghmah (Suara dan Lagu)


1. Berkaitan dengan Fashahah
Fashahah ini adalah banyak bersinggungan dengan Kaidah Bahasa Arab, khususnya Sharaf dan Nahwu dan selebihnya tentu makna, baik makna ashli atau makna dalam jumlah. Dengan pengetahuan ini maka peserta akan terhindar dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dan tidak seharusnya terjadi.
  •     Dalam Fashahah ini ada 4 hal yang harus benar-benar peserta ketahui.
  •     Hukum waqaf dan Ibtida'
  •     Mura-atul huruf wal harakat
  •     Mura'atul Kalimat wal Ayat
  •     Adabuttilawah


Hukum waqaf dan Ibtida', berati peserta harus faham waqaf-waraf yang baik dalam membaca Al-Qur'an dan yang tidak baik. Ada empat macam waqaf yaitu; Tam, Kafi, Hasan, dan Qobih. Begitu pula peserta harus faham dimana harus memulai bacaan. Cara memulai bacaan atau ber-ibtida' ini sama ada 4 pula. Ada Tam, Kafi, Hasan, dan Qabih. Dari cara waqaf dan ibtida janganlah sampai ita jatuh pada waraf atau ibtida Qabih. Bila kesalahan dalam hal ini fatal (Jali), maka nilainya akan dikurang 3. Bila tidak fatal (khafi) maka nilai akan dikurangi 1. Dan catatan yang harus disampaikan, bila terjadi jal dalam waqaf dan peserta sadar bahwa ia telah melakukan kesalahan, maka kesalahan Jalinya tidak terhapus.

Mura-atul huruf wal harakat, berarti peserta harus teliti dalam membunyikan huruf-huruf jangan sampai tertukar. Begitu pula dalam hal harakat janganlah sampai ada yang tertukar. Kesalahan dalam aspek ini ada yang fatal (Jali) ada juga yang tidak Fatal). Yang fatal adalah yang bisa merubah arti, misalnya; أَنْعَمْتَ jadi أَنْعَمْتُ, atau العالمين jadi الآلمين.

Mura'atul Kalimat wal Ayat, berarti peserta harus teliti jangan sampai ada ayat dan kalimat yang terlewat. Misalnya bila ada petunjuk bahwa kita harus memulai dari ayat ke 25 maka berarti kita harus membaca dari sebelum bulatan tanda ayat bernomor itu. Dan bila ada kata-kata yang mirip atau sama, maka janganlah sampai ada yang terlewat. Bila ini ada yang terlewat maka kesalahannya sangat fatal (Jali) dan dikurangi 3.

Adabuttilawah, berarti etika kita dalam membaca Al-Qur'an. Ini lebih fokus pada soal penampilan, misalnya pakaian, peci, selendang, rambut, dan lainnya. Jangan sampai ada kancing baju yang salah tukar tempat atu rambut acak-acakan dan gondrong. Pakaian harus pula bersih dan rapi, serta sikap tubuh harus khusyu'.

2. Berkaitan dengan Tajwid

Tajwid ini lebih banyak bersinggungan dengan beberapa hal yang wajib diketahui para peserta yang ingin berhasil menjuarai MTQ, berikut di antaranya;
  •     Makharijul Huruf
  •     Shifatul Huruf
  •     Ahkamul Huruf
  •     Ahkamul Madd wal Qashr

Berkaitan dengan makharijul huruf, tentu peserta harus berupaya mengenali, menguasai, dan membunyikan huruf-huruf Al-Qur'an tepat pada tempatnya. Dalam kitab-kitab Tajwid banyak disebutkan tempat-tempat keluarnya huruf, ada yang menghitung 17 ada yang 18. Semua bisa dipelajari langsung dari para asatidz di pesantren.

Shifatul Huruf, berkenaan dengan karakteristik huruf-huruf Al-Qur'an. Bila dirinci maka akan ada klasifikasi Ashli bukan ashli (Ashl wa Far'), Ada Kuat dan rendahnya tekanan (Qawiy wa Ghair Qawiy), ada yang punya lawan ada juga yang punya sifat lain. Dalam beberapa hal dapat disimpulkan menjadi 3. Yaitu Ashliyah, Lazimah, dan Fa'iyyah. Semua harus dipelajari dengan talaqqi epada para ustadz yang fasih, dan teorinya bisa dipelajari dalam kitab-kitab tajwid.

Ahkamul Huruf, berkaitan dengan hukum Nun Sukun dan Tanwin, Hukum Mim Sukun, Hukum Al, Hukum Ghunnah. Maka ini meliputi hukum Idgham, Izhhar, Iqlab, dan Ikhfa dalam setiap bagiannya. Ini harus diketahui dan diterapkan dengan baik. Dan jangan sampai salah menerapkannya. Satu kesalahan walaupun bukan jali atau fatal namun dapat mengurangi nilai para peserta sekalian.

Ahkamul Madd wal Qashr, berkaitan dengan hukum memanjangkan dan memendekkan bunyi bacaan-bacaan Al-Qur'an. DDisini perlu latihan dan penguatan. Penerapannya harus dibuat sebaik mngkin dan sekonsisten mungkin. Bila mad thabi'i maka jangan lebih dan jangan kurang. Sedangkan bila mad 'aridh lissukun pertama membaca 4 harakat maka selanjutnya harus konsisten pada 4 harakat tersebut.

3. Berkaitan dengan Naghmah (Suara dan Lagu)

Jumlah poin untuk di Kabupaten adalah 40 dan tidak dipisahkan. Dalam bidang ini ada yang sangat penting bahwa suara yang baik untuk membaca dan melantunkan Al-Qur'an pada pelaksanaan MTQ adalah suara yang bagus da indah. Suara yang bagus adalah;
  •     Ada getaran dzauq
  •     Berlahjah dan vibra Arabi
  •     Tidak parau
  •     Tidak sengau
  •     Tidak sumbang
  •     Tidak terlalu bergetar
  •     Tidak terlalu halus
  •     Tidak serak
  •     Tidak berdzauq
  •     Tidak terlalu melo


Dari hal-hal di atas maka suara yang paling baik adalah suara yang bulat dan tidak sengau masuk ke hidung. Maka dengan ini penting untuk memperbaiki kualitas dan keajegan suara. Disinilah endurance atau daya tahan peserta harus diperbaiki. Kwalitas suara yang merata dari awal sampai akhir merupakan plus tersendiri.

Maka dalam hal Lagu tidak terlepas dari;
  •     Jumlah lagu
  •     Peralihan, Keutuhan, dan Tempo
  •     Irama, Gaya dan Variasi


Jumlah Lagu dalam MTQ untuk anak-anak minimal 3 ditambah bayyati. Dan untuk golongan remaja dan dewasa paling minimal 4 ditambah bayyati. Bila kurang maka itu tergolong kesalahan fatal (Jali) karena komposisi lagunya kurang. Dan untuk babak penyisihan, yang harus diperhatikan adalah harus dimulai dengan lagu bayyati. Bayyati ini punya nilai 6 dengan 3 tingkatan nada; Qarar, Jawab (Husaini), dan jawabul Jawab. Dalam tiga tingkatan nada tersebut harus dilantunkan minimal 2 tangga dari setiap taangga nada.

Peralihan, Keutuhan, dan Tempo berkaitan dengan peralihan dari satu lagu ke lagu yang lainnya. Peserta harus jeli dan teliti jangan sampai pindah interval nada atau tempo. Yang penting lagi jangan sampai tidak menuntaskan lagu dengan utuh. Misalkan beralih dari lagu Rasyt ke lagu Nahawand sementara lagu pertama baru pada tangga nada Ashli, sementara rasyt paling sedikit harus memiliki tiga tangga nada, yaitu ashli, nawa, dan jawab, atau janjiran. Bila lansung disambung ke Nahawand sementara nada baru selesai dari rasyt ashli maka itu termasuk peralihan lagu yang tidak rapi.

Masih berkaitan dengan peralihan, keutuhan dan tempo jangan sampai ada tempo yang jomplang dari yang tadinya cepat menjadi sangat lambat. Maka ini terjadi inkonsistensi dalam tempo. Sangat baik untuk diperhatikan, bahwa melantunkan Al-Qur'an temponya harus tepat. Tidak terlalu cepat tidak pula terlalu lambat, dan suara yang lebay atau terlalu melo biasanya akan menyita jatah waktu yang ada. Ini bisa membuat jumlah lagu menjadi berkurang sementara untuk mengejar jumlah semestinya ternyata waktunya habis.

Irama, Gaya dan Variasi adalah berkaitan dengan harmoni suara yang menghasilkan citra indah dengan bobot yang bervariasi dari yag mudah sampai sulit. Yang terpenting dalam hal ini adalah peserta harus berupaya melantunkan Al-Qur'an dengan Lahjah Arabiyah. Sedangkan gaya yang dipakai atau variasi yang digunakan harus diimbangi dengan dzauq atau citra yang timbul dari penghayatan keagngan makna-makna ajaran Allah dalam Al-Qu'an.

Demikianlah cara agar bisa sukses menjadi juara MTQ DI Cabang Tilawah. Semoga bermanfaat, terimakasih sudah berkunjung keblog ini. silakan.. jika berkenan untuk membaca artikel-artikel kami yang lainnya di sini >>>>>

Arti Barakallah dan Waktu yang Tepat untuk Mengungkapkanya

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Kita sering mendengar orang mengucapkan, menuliskan dan mengungkapkan kata barakallah dalam berbagai kesempatan. Kata barakallah sangatlah familiar di telinga anak muda jaman saat ini terutama di kelompok organisasi atau beberapa kelompok muda islam, ormas islam serta grup pengajian kajian Islam.

Namun kadang juga kata barakallah diucapkan pada momen-momen yang kurang tepat sehingga tidak pas hal yang islami diucapkan kepada hal yang kurang syari...

Karena itu pahami dulu hal berikut ini seputar penggunaan kata barakallah...

Baarakallaah (بارك الله) adalah kalimat yang berasal dari Bahasa Arab, kalimat tersebut terdiri dari dua kata yaitu “baaraka (بارك)” dan “Allaah (الله)”.  Kata “baaraka” memiliki arti berkah, sedangkan “Allaah” tetap Allah. Apabila kedua kata tersebut digabungkan, maknanya adalah “Semoga Allah memberkahi”. Pengucapan kata atau doa “Baarakallah” biasanya akan diiringi dengan tambahan “fiika (فيك)”, “fiiki (فيك)” atau “fiikum (فيكم)”, yang bermakna kepadamu (untuk laki-laki), kepadamu (untuk perempuan) dan kepada kalian (banyak orang).

Ungkapan ini merupakan yang biasa diucapkan oleh para sahabat Nabi SAW, sebagaimana terkutip di dalam sebuah perkataan Ibunda ‘Aisyah ra riwayat Imam An-Nasa’i yang berbunyi;

أُهْدِيَتْ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ شَاةٌ فَقَالَ : اقْسِمَيْهَا وَكَانَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا إِذَا رَجَعَتِ الْخَادِمُ تَقُوْلُ : مَا قَالُوْا ؟ تَقُوْلُ الْخَادِمُ قَالُوْا : بَارَكَ اللهُ فِيْكُمْ تَقُوْلُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا : وَفِيْهِمْ بَارَكَ اللهُ نَرُدُّ عَلَيْهِمْ مِثْلَ مَا قَالُوْا وَيَبْقَى أَجْرُنَا لَنَا

Maknanya;

Aku menghadiahkan seekor domba kepada Rasulullah SAW. Maka Beliau memerintahkan, “Bagi dua-lah domba tersebut (untuk disedekahkan)”. (Maka pembantu beliau pun mengirimkan daging domba tersebut,) Dan telah menjadi suatu kebiasaan bagi Bunda ‘Aisyah ra jika pembantunya telah pulang dari melakukan hal yang semisal itu, maka ia akan menanyakan, “Apa yang mereka katakan (setelah kita beri)?” Pelayanannya menjawab, “Baarakallaah Fiikum (بَارَكَ اللهُ فِيْكُم) [semoga Allah memberkahi kalian]”. Maka ‘Aisyah pun mengatakan, “Wa Fiihim Baarakallaah (وَفِيْهِمْ بَارَكَ اللهُ) [semoga Allah juga memberkahi mereka], kita telah membalas do’a mereka dengan do’a yang semisal dan tetap bagi kita pahala atas perbuatan baik yang telah kita lakukan (memberi hadiah daging domba).

Selain itu, bisa juga kita menambahkan ungkapan baarakallaah dengan “laka” bagi laki-laki, “laki” bagi perempuan dan “lakum” bagi banyak orang seperti yang pernah diucapkan oleh Rasulullah ketika mendo’akan pengantin.

Dalam keseharian sekarang sudah tidak asing lagi mendengar bahasa Arab diucapkan, tetapi kadang kita bingung menanggapinya, kadang hanya senyum atau mengucapkan Aamiiin. Padahal kewajiban sesama muslim adalah saling mendoakan. Dan doa yang baik akan kembali pada orang yang berdoa.

Kata Barakallah sering sekali disebutkan di kalangan orang muslim. Seperti saat ulang tahun kata barakallah fii umrik sering diucapkan. Saat menghadiri undangan pengantin kalimat barakallahu lakuma juga tak jarang ditemui, apalagi mendengarkan lagu Barakallah yang dilantunkan oleh penyanyi muslim Internasional Maher Zain. Lagu tersebut berisi hadits Rasul yang bertujuan untuk mendoakan kedua pasangan pengantin.

Dalam kata Barakallah terkandung makna ‘semoga mendapat berkah dari Allah’, ada juga yang memaknai ‘semoga diberkahi Allah’. Sedangkan makna barakallah fii umrik ailah ‘semoga mendapatkan berkah dari Allah dalam usiamu’. Bisa juga diterjemahkan ‘semoga diberkahi Allah di usiamu saat ini’.

Ketika ada orang yang mengucapkan "barakallahu fiik" (semoga Allah memberkahimu), maka menjawabnya dengan "wa fiika barakallah" (semoga Allah juga memberkahimu). (Ibnu Sunni, hal. 138, no. 278, lihat Al-Waabilush Shayyib Ibnil Qayyim).


Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengucapkan Kata Barakallah?

1. Ulang tahun

Ini adalah waku yang cocok untuk mengucapkan kalimat barakallah, karena dengan bertambahnya usia semakin pendek juga waktu untuk hidup di dunia ini. Dengan memberi doa kepadanya agar mendapatkan berkah kehidupan kepada Allah SWT dalam setiap jalan kehidupan orang tersebut. Barakallah untuk orang yang sekarang sedang ulang tahun.

2. Pernikahan



Ini Pernikahan merupakan sejarah bagi orang yang memulai dunia percintaan. Dengan mendapatkan seorang pendamping hidup sampai akhir hayat nanti, maka perlu doa yang dapat memperlancar kehidupan rumah tangganya. Dalam sebuah lirik musik terkenal Maher Zain terkutip sebuah kalimat doa pernikahan:

Barakallahu lakuma – Semoga berkah Allah dilimpahkan kepadamu.
Wa baraka ‘alaikuma – dan semoga berkah Allah dilimpahkan atas kalian berdua.
Wa jama’a baina kuma fii khair – Dan menghimpun engkau berdua dalam keadaan baik (bahagia).

3. Orang Muallaf



Untuk orang yang baru masuk agama islam pantaslah untuk mendapatkan doa dari kita yang sesama muslim dan temannya, agar dia selale mendapatkan ridho dan berkah dari Allah SWT. Semoga amalan dan taubat dia diterima oleh Allah SWT.

Demikianlah doa yang biasa kita lantunkan kepada keluarga, teman, sahabat, dan saudara kita sesama muslim ketika merasakan masa-masa bahagia. Ketika bertambahnya umur ada dua perasaan yang di dapat oleh seseorang, yang pertama adalah rasa senang karena bertambah dewasa dan yang kedua adalah perasaan sedih bahwa waktu untuk hidup semakin berkurang. Maka hanya berkah Allah SWT yang dapat menghilangkan kesedihan tersebut.

Walaupun terkadang bingung, bingung bagaimana cara memberikan kata-kata terbaik untuk teman-teman terbaik disaat-saat yang terbaik menurut ajaran islam. Bukannya agar terlihat islami, tetapi dengan cara islami berarti sama saja membawakan benih-benih islam agar menjadi barakah. Ucapan Barakallah pun merupakan pilihan yang tepat, selain maknanya yang baik, barakallah juga merupakan doa.

Terkadang juga kata barakallah diucapkan pada momen-momen yang kurang tepat sehingga tidak pas hal yang islami diucapkan kepada hal yang kurang syari. Seperti kepada teman yang mendapatkan pacar, apakah pantas untuk diberikan kata barakallah? Mungkin mereka berhak mendapatkan kata barakallah ketika cinta mereka sudah direstui dan dengan proses yang benar dan halal, barulah pantas untuk diberikan kata barakallah.

Nikah adalah jawaban dari sebuah cinta sejati dari sepasang kekasih. Agar cinta itu selalu diberkahi oleh Allah SWT, doalah yang selalu menaungi mereka. Perjuangan seorang muallaf pun juga harus dalam limpahan berkah agar dia istiqomah dalam beribadah kepada Allah SWT.

4. Ketika Mendengar Kabar Ada yang Melahirkan


Ketika ada salah satu dari teman kamu yang melahirkan, maka sepantasnya agar diberi doa agar sang anak menjadi anak yang sholeh sholehah dan berbakti kepada ayah ibunya. Anak yang lahir pun merupakan barakah dari Allah SWT, agar lebih berkah lagi doakanlah.

5. Orang yang Mendapatkan Kesuksesan atau Keberhasilan



Siapa coba yang tidak senang ketika berhasil dalam melakukan sesuatu atau ketika mendapatkan kesuksesan dalam bertugas? Tentu saja rasa senang sekaligus haru mengiringi perjalanannya. Alangkah baiknya lagi agar diberikan doa berupa kata barkallah agar perjuangannya menjadi berkah dan mendapatkan ridho Allah SWT.

Kesimpulan
Barakallah merupakan doa yang pantas diberikan ketika momen-momen bahagia. Tidak ada batasan dalam pengucapan kata barakallah karena kata ini merupakan doa yang pantas diberikan kepada siapa saja. Kita mendoakan mereka yang baru menikah, muallaf, mendapatkan keberhasilan dan mendapatkan sebuah hadiah dari Allah berupa seorang anak agar selalu dalam naungan Allah dan selalu istiqomah dalam beribadah kepada-Nya.

Dari ini semua jangan sampai salah ucap kata barakallah. Barakallah merupakan doa, dan doa cukuplah hal-hal yang baik dan untuk kebaikan. Jangan sampai memberikan kata barkallah untuk hal yang tidak berkenaan dengan hal-hal yang syar’i, karena memang tidak pantas hal yang baik diberikan kepada hal yang buruk.

Semoga dengan kutipan ini semua bermanfaat bagi kita semua Amiin ya Rabbal Alamin. 

Inilah Keutamaan Puasa Senin Kamis dan Manfaatnya

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

PAI-Pendidikan Agama Islam----Menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh di Bulan Ramadhan. Selain menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, umat muslim juga dituntut untuk menahan diri dari segala hal-hal buruk yang dapat membatalkan puasa.Puasa merupakan bagian dari 5 Rukun Islam, dimana suatu amalan yang utama selain dari shalat wajib. Dengan melaksanakannya maka seseorang dapat terhindar dari berbagai macam godaan syahwat selama ia hidup di dunia yang pada akhirnya akan membuatnya terlepas dari siksa api neraka ketika di akhirat kelak. Meskipun puasa ramadhan menjadi puasa yang wajib untuk dilakukan, akan tetapi Hikmah Puasa Sunnah seperti puasa senin kamis akan menjadi penyempurna keimanan seseorang dengan melakukan sunnah yang Rasulullah anjurkan.


Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Artinya:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Muslim)

Selain puasa yang diwajibkan bagi seluruh umat muslim, islam juga menganjurkan untuk mereka melaksanakan puasa sunnah guna menambah kekurangan-kekurangan yang terdapat pada puasa wajib. Cukup banyak macam-macam puasa sunnah yang dilakukan Rasulullah, namun Puasa Senin Kamis menjadi puasa yang paling sering Rasulullah lakukan.(Baca : Hari yang Dilarang Puasa)

Dan sebagai umat muslim, tentu tak asing lagi bagi kita ketika mendengar tentang puasa senin kamis. Dimana ini merupakan puasa sunnah yang Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam sangat menganjurkan untuk melaksanakannya dan beliau sendiri pun merupakan hamba Allah SWT yang selalu mengamalkan puasa tersebut.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata :

كَانَ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّي صَوْمَ اْلِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ

Artinya:

“Adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memperbanyak puasa pada hari Senin & Kamis.” (HR. Al-Tirmidzi, Al-Nasi dan Ibnu Majah. Hadits ini dishahihkan Al-Albani)

Mengapa Rasulullah sangat menyukai berpuasa di hari senin dan kamis ?

عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ اْلِاثْنَيْنِ ؟ فَقاَلَ ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ اَوْ اٌنْزلَ عَلَيَّ فِيْهِ

Artinya:

“Dari Abu Qotadah r.a, sesungguhnya Rosulululloh SAW ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab : “Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu.” (HR. Muslim).

وَعَنْ اَبِيْ هَرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُعْرَضُ اْلَاعْمَالُ يَوْمَ اْلِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَاُحِبّ اَنْ يٌّعْرَضَ عَمَلِيْ وَاَنَا صَائِمٌ

Artinya:

“Dari Abi Hurairoh r.a, dari Rosulululloh SAW bersabda : “Seluruh amal disetor pada hari Senin dan Kamis, maka aku lebih menyukai saat setor amal tersebut dalam keadaan berpuasa.” (HR. Turmudzi).


Adapun tata cara pelaksanaan puasa sunnah senin dan kamis adalah sama dengan pelaksanaan puasa-puasa pada umumnya, yaitu mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari di hari senin dan juga kamis. Dan untuk niatnya, cukup dilakukan dengan berkata dalam hati bahwa Anda berniat menjalankan puasa sunnah senin dan kamis yang tentunya hal tersebut dilakukan semata-mata karena Allah Ta’alaa.(Baca : Puasa Sebelum Menikah)
Adapun niat puasa sunnah senin dan kamis adalah sebagai berikut :

نويت صوم يوم الاثنين سنة لله تعالى

“NAWAITU SAUMA YAUMAL ITSNAII SUNNATAN LILLAHI TANA’ALA.”

Artinya:

“Aku berniat puasa hari Senin, sunnah karena Allah ta’ala.”

نويت صوم يوم الخميس سنة لله تعالى

“NAWAITU SAUMA YAUMAL KHOMIISI SUNNATAN LILLAHI TAA’ALA.”

Artinya:

“Aku berniat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah ta’ala.”

Cara Agar Keinginan Cepat Terkabul yaitu dengan berpuasa. Puasa memiliki arti dan keutamaan yang sangat penting yang perlu kita ketahui sebagai seorang muslim. Terutama bagi anda seorang muslim yang rajin menjalankan puasa senin kamis.  Banyak sekali hikmah yang bisa kita dapatkan dalam menjalankan puasa sunnah senin dan kamis, seperti hikmah spiritual, keutamaannya di hadapan Allah SWT, serta hikmah dari segi kesehatan.

Senin dan kamis adalah hari dimana pintu-pintu surga dibuka; sehingga pada kedua hari tersebut, seluruh dosa-dosa yang telah dilakukan oleh umat muslim seperti Dosa yang Tak Terampuni Oleh Allah SWT akan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT, kecuali bagi mereka yang sedang bermusuhan.

Dari Abu Harrairah ra, Bahwasannya Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

Artinya:

“Pintu-pintu Surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengam-punan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)

إن في الجنة بابًا يقال له: الريان، يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل منه أحد غيرهم. يقال: أين الصائمون؟ فيقومون لا يدخل منه أحد غيرهم، فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد

Artinya:

“Sesungguhnya di surga ada satu pintu yang namanya “Ar-Rayyan,” yang akan di masuki oleh orang-orang yang sering berpuasa kelak pada hari kiamat, tidak akan masuk dari pintu itu kecuali orang yang suka berpuasa. di katakan : manakah orang-orang yang suka berpuasa? maka mereka pun berdiri dan tidak masuk lewat pintu itu kecuali mereka, jika mereka telah masuk, maka pintu itu di tutup sehingga tidak seorang pun masuk melaluinya lagi.” (HR Bukhori dan Muslim)

Senin dan kamis merupakan hari dimana amalan-amalan manusia akan diangkat dan diperiksa di hadapan Allah SWT.
Dari Abu Harrairah ra, Bahwasannya Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda :

تُعْرَضُ أَعْمَالُ النَّاسِ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّتَيْنِ يَوْمَ اْلاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلاَّ عَبْدًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ

Artinya:

“Amal-amal manusia diperiksa di hadapan Allah dalam setiap pekan (Jumu’ah) dua kali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan…” (HR. Muslim)

Hari kamis merupakan hari dimana kebanyakan perjalanan (safar) Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam dilakukan.
Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu pernah mengatakan :

لَقَلَّمَا كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ إِذَا خَرَجَ فِي سَفَرٍ إِلاَّ يَوْمَ الْخَمِيْسِ

Artinya “Sangat jarang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar (untuk melakukan perjalanan) kecuali pada hari Kamis.” (HR. Al-Bukhari)

Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu juga pernah mengatakan :

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ فِي غَزْوَةِ تَبُوْكَ وَكَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ

Artinya “Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada hari Kamis di peperangan Tabuk, dan (memang) beliau suka keluar (untuk melakukan perjalanan) pada hari Kamis.” (HR. Al-Bukhari)

Hari Senin merupakan hari dimana Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam dilahirkan dan menerima wahyu-wahyu dari Allah SWT.
Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah Sholallahu Alaihi wassalam dilahirkan pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah, atau bertepatan dengan tanggal 27 April 571 Masehi.

عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ اْلِاثْنَيْنِ ؟ فَقاَلَ ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ اَوْ اٌنْزلَ عَلَيَّ فِيْهِ

Artinya:

“Dari Abu Qotadah r.a, sesungguhnya Rosulululloh SAW ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab : “Hari Senin adalah hari lahirku, hari aku mulai diutus atau hari mulai diturunkannya wahyu.” (HR. Muslim).


Inilah Manfaat dari Menjalankan Puasa Senin Kamis

Selain keutamaan tersebut di atas, ada berbagai manfaat yang bisa kita dapatkan dalam melaksanakan puasa sunnah senin dan kamis, diantaranya :

1. Dapat menjadi perisai bagi kejiwaan seseorang

Menjalankan puasa, baik itu puasa wajib maupun puasa-puasa sunnah seperti puasa senin dan kamis dapat memberikan pengaruh yang besar bagi kondisi kejiwaan seseorang. Manfaat berpuasa juga dapat membantu dalam melatih kesabaran, melatih menguasai diri, melatih diri dalam meredam hawa nafsu, serta dapat meningkatkan kemauan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas ketaqwaannya kepada Allah SWT.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

2. Melatih diri untuk berdisiplin

Dengan berpuasa, maka seseorang akan dilatih untuk selalu berdisiplin dalam segala hal, karena ia merasa Allah SWT selalu mengawasi setiap tindakan yang ia lakukan sehingga ia akan selalu mawas diri dan menghindari segala hal-hal yang nantinya dapat menimbulkan dosa dan dapat membatalkan puasanya.(Baca : Tips Persiapan Menjelang Puasa)

3. Dapat terhindar dari godaan syaitan

Berpuasa memberikan gambaran bahwa dengan melakukan ibadah tersebut jalan syaitan untuk mempengaruhi jiwa dan tubuh manusia akan terhambat. Dengan begitu akan dapat meminimalkan pengaruh-pengaruh syaitan pada manusia seperti berbuat kemaksiatan atau melakukan hal-hal lainnya yang dilarang oleh Allah SWT.

4. Dapat meningkatkan amalan

Dengan berpuasa, kita akan lebih terdorong untuk meningkatkan ibadah maupun amalan-amalan lainnya yang nantinya akan mendatangkan pahala dari Allah SWT.

                                                                   
5. Melembutkan hati dan meningkatkan rasa syukur

Dengan berpuasa, rasa simpatik kita terhadap orang lain akan semakin meningkat, terutama bagi mereka yang memiliki keberuntungan yang masih jauh dibawah kita. Dan dengan begitu akan menjadikan kita lebih tahuCara Mensyukuri Nikmat Allah SWT.

6. Berpengaruh besar pada kesehatan tubuh

Terlepas dari menjalankan kewajiban agama dan mendapatkan pahala, ternyata puasa memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Banyak ahli kesehatan yang menyatakan bahwa puasa baik bagi kesehatan seseorang. Puasa dapat membersihkan tubuh serta sebagai penyembuhan bagi berbagai penyakit. Saat berpuasa, sistem pencernakan kita dapat beristirahat sehingga sistem tubuh yang lainnya dapat bekerja lebih baik.


Inilah keutamaan puasa senin kamis lainnya yaitu :
  1. Kunci Sukses mencapai cita-cita yang diinginkan
  2. Sebagai Cara Mendapatkan Jodoh
  3. Sebagai Cara Menahan Hafsu
  4. Mengencangkan kulit
  5. Menurunkan tekanan darah tinggi
  6. Menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh
  7. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung. Ilustrasi Kesehatan Jantung.
  8. Membantu Menurunkan Berat Badan. Ilustrasi diet
  9. Turunkan Gula Darah. 
  10. Meningkatkan Kesehatan Mental.
  11. Membuang Racun dalam Tubuh.
  12. Meningkatkan Fungsi Otak.
  13. Awet Muda puasa dapat meremajakan sel kulit.

Demikianlah tentang manfaat, hikmah puasa sunah senin kamis keutamaan menurut Islam bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi diri untuk lebih memahami tentang manfaat puasa dalam Islam yang telah terdapat dalam berbagai literatur dan kumpulan hasil kajian-kajian Fiqih dan ilmu Islam.

Cari Artikel