Cara Ibadah yang Benar Kepada Allah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Masih ada di kalangan umat Islam ini yang dalam beribadah berdasarkan angan-angan atau kira-kira belaka, ada juga yang hanya berdasrakan logika semata, bahwa kalau ibadah baik dengan niat baik pasti mendapatkan pahala. Beribadah kepada Allah ada aturannya. Tidak boleh seseorang membuat aturan-aturan tersendiri dalam melakukan ibadah. Tuntunannya adalah al Qur’an dan Sunnah. Karena hukum asal dari ibadah adalah tidak boleh dilakukan sampai adanya keterangan dalil.

Kita beribadah kepada Allah sebagaimana yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan kepada kita disertai niat yang ikhlash karena Allah.

Allah -ta’ala- berfirman:
وَمَا أُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka menyembah hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya”  ( QS. Al Bayyinah: 5).

Dengan lugas ayat ini menerangkan bahwa perintah Allah kepada kita hanyalah agar kita memurnikan ibadah hanya kepadaNya dan tidak mempersekutukan atau menyamakan Allah dengan sesuatu apapun. Ibadah yang di dalamnya ada bentuk menyamakan Allah dengan sesuatu, seperti orang yang berdo’a kepada Allah namun ia juga berdo’a kepada orang yang telah meninggal seperti kiyai, ulama, syeikh, ustadz, tokoh masyarakat yang telah meninggal, maka ia telah menduakan Allah dalam ibadah do’a.

Kemudian Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa berbuat suatu amalan yang bukan atas perintah kami maka amalannya ditolak(HR Muslim)

Hadits di atas menjelaskan bahwa ibadah yang tak pernah nabi perintahkan, akan tertolak. Artinya Allah -azza wajalla- tidak menerimanya. Sebab Allah mengutus Rasulullah untuk diikuti. Sehingga seorang muslim tidak boleh membuat ritual ibadah tanpa tuntunan Rasulullah -shallallahhu ‘alaihi wasallam-.

Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa sebuah ibadah akan sah dengan dua syarat:
  • Ikhlas karena Allah.
  • Mengikuti tuntunan Rasulullah -‘alaihish shalatu wassalam.
Tanpa kedua syarat di atas, maka ibadah tidak akan Allah terima. Wallallahu a’lam.

Cari Artikel